Rabu, 10 September 2014

Martin Luther King Jr. Pahlawan Diskriminasi Rasialisme


1.      Biografi Martin Luther King Jr
Lahir di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat pada 15 Januari 1929, Martin besar sebagai orang berpendidikan dan religius. Ayah Martin yang benama sama, adalah seorang pendeta di Atlanta. Martin Luther Sr. selalu mengajarkan agama Katolik pada Martin Junior dengan sangat disiplin. Tak heran Martin juga mengikuti jejak ayahnya pada saat besar. Adapun ibunya bernama Alberta Williams King.
Martin Luther King Jr. adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ia memiliki seorang kakak perempuan bernama Willie Christine King dan seorang adik laki-laki bernama Alfred Daniel Williams King. Martin Luther King Jr. bernyanyi bersama paduan suara gerejanya pada tahun 1939 dalam rangka pemutaran perdana "Gone with the Wind" di Atlanta.
Semasa remaja, Martin Luther King Jr. disekolahkan di Booker T. Washington High School. Ia sangat cepat dewasa dan cerdas, sehingga kelas 9 dan 12 dilewatkannya begitu saja dan langsung ia masuk ke kampus Morehouse College saat usianya baru 15 tahun, tanpa perlu lulus SMA terlebih dahulu. Di tahun 1948, ia lulus dari Morehouse dengan gelar Sarjana Sosiologi. Lantas ia mendaftarkan diri ke Seminari Keagamaan Crozer di Chester, Pennsylvania. Dari sekolah keagamaan itu ia lulus dengan gelar sarjana Teologi di tahun 1951.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 18 Juni 1953, Martin Luther King Jr. menikahi Coretta Scott. Sebuah pernikahan sederhana dilakukan di rumah sang mempelai wanita di Heiberger, Alabama. Lantas keduanya dikaruniai 4 orang anak, Yolanda King, Martin Luther King III, Dexter Scott King, dan Bernice King. Martin Luther King Jr. menjadi pastur di gereja baptis Dexter Avenue di bilangan Montgomery, Alabama saat usianya 25 tahun pada tahun 1954. Lalu ia mulai melanjutkan pendidikannya ke jenjang doktoral di bidang teologi sistematis di Universitas Boston. Setelah lulus pada tahun 1955, diraihnya gelar Doktor di bidang Filosofi.

Akhir Hayat Martin Luther King Jr.
Setelah melakukan berbagai kampanye anti-rasisme selama lebih dari sepuluh tahun, Martin meninggal dengan tragis pada 1968. Ia ditembak mati setelah melakukan aksi di Memphis. Ia ditembak di kamar hotelnya.

2.      Konteks Sosial.
Konteks Sosialnya karena ada garis pemisah atau diskriminasi  Ras antara orang kulit putih dan orang kulit hitam di Amerika Serikat. Pada saat itu, Orang Kulit hitam  dianggap sebagai Warga Kelas Dua dari orang Kulit Putih dan Orang kulit putih memperlakukan orang berkulit hitam layaknya binatang. di jalan mereka diejek, di kendaraan umum pun mereka harus selalu mengalah kepada kaum kulit putih, di tempat umum, seperti restoran, sekolah, rumah sakit, bahkan di gereja, kaum kulit hitam selalu menjadi warga kelas dua. 
Barangsiapa yang melanggar aturan-aturan umum tersebut pasti akan berhadapan dengan polisi dan penjara. Di dalam gedung selalu terpampang tulisan, “Colored exit by rear door”, yang artinya kulit hitam lewat pintu belakang atau “For White Only”. Mereka menjadi sasaran pengejaran para polisi. “Habiskan saja orang-orang kulit hitam itu. Bunuh saja mereka,” begitulah yel-yel yang sering terdengar. Orang kulit putih menganggap orang kulit hitam tidak berharga.
Seiring dengan berjalannya waktu, sedikit demi sedikit, Martin mulai mengerti arti menjadi orang kulit hitam ketika di sekolah, ia membaca, “For White Only!” Tulisan itu sangat berkesan dan menjadi suatu perenungan panjang baginya. Haruskah orang kulit hitam menjadi warga kelas dua untuk selamanya.



3.      Pemikiran nya apa? Dan dipengaruhi Oleh Siapa?
Saat belajar Sosiologi, ia berkenalan dengan Pemikiran-pemikran Thoreau, Filsuf yang 80 tahun sebelumnya melakukan Civil Disobediance dengan menolak mematuhi hokum yang tidak adil. Pemikiran Filsuf itu tertanam dalam benaknya dan ia ingin meneruskan hal itu kepada bangsanya.
Dibesarkan di keluarga yang religius membuat Martin cukup kritis dengan keadaan sekitar. Pada saat ia menjadi Pastur di gereja Montgomery Atlanta, ia selalu mengajarkan bahwa semua manusia itu satu derajat. Martin sangat pandai dalam memberikan ucapan yang menyentuh ketika berpidato. Apa yang dia katakan selalu bisa menyentuh banyak orang. Salah satu pidatonya yang terkenal adalah "I Have A Dream". I Have A Dream diutarakan oleh Martin pada saat ia melakukan gerakan anti rasis pada 1963.
Pidato itu merupakan pidato yang dianggap paling menyentuh dari Martin Luther King. Bahkan, pidato ini masuk ke dalam sepuluh pidato terbaik yang pernah ada di dunia. Martin memang telah tiada. Tapi, semangatnya masih tetap hidup bersama orang-orang yang bermimpi, bahwa suatu saat seluruh umat manusia akan saling berpegangan tanpa merasa risih dan jijik.
Pemikiran dan gagasan-gagasannya tidak timbul begitu saja. Ia mendapat pengaruh dari beberapa orang tokoh dunia. Salah satunya adalah Howard Thurman, seorang pembela hak-hak sipil, agamawan, dan pendidik. Thurman adalah teman sekelas ayah Martin Luther King Jr. Semasa kecil, King dan teman-temannya menimba ilmu dari Thurman. Pekerjaannya sebagai misionaris membuatnya berkeliling dunia, bahkan ia sudah pernah bertemu dan berdiskusi dengan Mahatma Gandhi. Saat menjadi mahasiswa, Martin Luther King Jr. kerap kali mendatangi Thurman untuk berdiskusi dan menambah ilmunya.
Mahatma Gandhi merupakan salah satu tokoh yang menginspirasi Martin Luther King Jr. Ia bahkan pernah mengunjungi tempat kelahiran Gandhi di India pada tahun 1959. Perjalanannya ke India memengaruhi cara berpikir Martin Luther King Jr. Ia semakin memperdalam pemahamannya akan pembelaan diri tanpa melalui jalan kekerasan. Ia pun semakin mantap bersikap bahwa Amerika Serikat harus menegakkan hal-hak sipil rakyatnya. Segala hal yang dipikirkan dan direnungkannya ia tuangkan melalui beragam judul pidato dan ceramah yang menggugah pendengarnya.
4.      Pemikiran Martin Luther Jr Mempengaruhi Siapa?
Pemikiran Martin Luther Jr Mempengaruhi Malcolm X dan Muhammad Ali. Malcolm X turut memperjuangkan haknya sebagai manusia berkulit hitam. Malcolm X adalah seorang tokoh Muslim kulit hitam Amerika (Afro-Amerika). Ketokohannya dapat disandingkan dengan Dr Martin Luther King yang berjuang menghapus segala macam diskriminasi, yang menimpa kaum Afro-Amerika.
Malcolm X belajar dari Islam,  bahwa Islam tidak mengenal Perbedaan Warna Kulit Semua Orang dihadapan Tuhan adalah sama. Dan dia Ingin melihat semua warna kulit, dari seorang berambut pirang bermata biru sampai orang Afrika yang berkulit hitam, berinteraksi satu sama lain, membawanya untuk melihat Islam sebagai sarana untuk mengatasi masalah rasial.
Malcolm X menyebarkan visi antirasisme dan nilai-nilai Islam yang humanis, menggugah kalangan Afro-Amerika dan dunia. Banyak yang menaruh simpati padanya. Bahkan, berkat perjuangannya pula, banyak orang yang memeluk agama Islam. Salah satunya adalah Classius Clay Junior, seorang petinju kelas berat yang akhirnya berganti nama menjadi Muhammad Ali.
5.      Pendapat Martin Luther Jr Mengenai Rasialisme.
Pendapat Martin Mengenai Rasialisme adalah bahwa rasialisme harus dihilangkan. Pada saat ia menjadi Pastur di gereja Montgomery Atlanta, ia selalu mengajarkan bahwa semua manusia itu satu derajat. Martin juga menyuarakan impiannya akan suatu kehidupan tanpa diskriminasi, di mana setiap orang dari ras dan agama apa pun akan hidup berdampingan secara damai, mengalami persamaan hak dan keadilan.
Dalam gerakannya, Martin Luther berani terang-terangan memprotes tindakan-tindakan diskriminasi orang kulit hitam oleh pemerintah Amerika Serikat. Walaupun demikian, King tetap melaksanakan gerakan-gerakan tersebut tanpa kekerasan. Hal ini dikarenakan dia terinspirasi oleh ajaran Gandhi perihal “melawan tanpa kekerasan”. Melalui organisasi Southern Christian Leadership Conference (Konferensi Kepemimpinan Kristen Selatan) yang diketuainya, King berkampanye di kota-kota bagian selatan: Jackson, Selma, Meridian, dan Birmingham. Namun, pengaruhnya meluas lebih jauh ketika ia memimpin serangan-serangan terhadap ketidakadilan sosial di kota-kota bagian utara.

Sumber :
martin luther malcom x/Biografi Malcolm X - Tokoh Muslim Afrika Amerika   Kumpulan Biografi Tokoh Hebat Dunia.
martin luther malcom x/Malcolm X  Islam Tidak Mengenal Perbedaan Ras   Kisah Muallaf



Tidak ada komentar:

Posting Komentar